jalindo

Selasa, 30 Agustus 2011

Asmaul Husna dan Produktifitas Bisnis

Source: www.syafeiiantonio.com

Dalam Islam, asmaul husna adalah nama-nama
Allah SWT yang indah dan baik. Asma berarti
nama dan husna berarti yang baik atau yang
indah jadi Asmaul husna adalah nama-nama milik
Allah SWT yang baik lagi indah. Asmaul husna
adalah atribut milik Allah sekaligus merupakan
hak prerogatif-Nya. Sehingga mustahil ada
makhluk yang mampu “memiliki” atau
“melaksanakan” asmaul husna.
Hal ini didasari bahwa manusia sangat berbeda
dengan Allah dalam semua dimensi. Dia adalah
Khāliq sedangkan manusia adalah makhluk. Dia
memberi tanpa henti, manusia malah meminta
tanpa henti. Dia tidak pernah tidur dan tidak pula
mengantuk, manusia butuh tidur dan terkena
kantuk. Dia tidak dilahirkan dan tidak pula
melahirkan, manusia dilahirkan serta melahirkan
(bagi perempuan). Dia tidak pernah sakit dan
tidak mengeluh kesulitan, manusia sakit dan
berkeluh kesah. Dia Maha Kuasa, manusia sangat
lemah. Dia hidup dan tidak pernah mati,
sedangkan manusia hidup sejenak dan mati.
Meskipun demikian, karena kemurahan dan
kelembutan Allah SWT, manusia diberi
kesempatan untuk menjadikan asmaul husna
sebagai “tools” atau sarana dalam mendekatkan
diri kepada-Nya.
Sebagaimana di firman-Nya dalam QS. Al-Arāf
[7]: 180:
“Hanya milik Allah asmaul husna, maka
bermohonlah kepada-Nya dengan (menyebut)
nama-nama itu.”
Berdoa dengan Asma-Nya
Dalam prosesi berdoa, terdapat etika tersendiri
yang harus diperhatikan, termasuk saat memilih
kata-kata (kalimat) yang disampaikan. Tetapi,
selama kalimat permohonan tersebut (doa) tidak
mengandung unsur syirik (mempersekutukan
Allah) atau tujuan keburukan, seseorang boleh
berdoa menggunakan kalimat sendiri. Meskipun
demikian, berdoa dengan menyertakan ayat-ayat
Al-Quran, hadits Nabi Muhammad saw., atau
doanya para ulama, tetap jauh lebih utama
ketimbang berdoa dengan hanya menggunakan
kalimat sendiri.
Jika digambarkan dalam bentuk piramida maka
akan ada 4 bentuk redaksi doa:
1. Doa yang berasal dari ayat-ayat Al-Quran adalah
doa yang bersumber dari kitab suci, yang dijaga
kesucian dan kemuliaannya oleh Allah. Doa-doa
yang bersumber dari Al-Quran ini diajarkan
langsung oleh Allah SWT, dicontohkan oleh para
nabi dan rasul, serta orang-orang saleh.
2. Doa yang berasal dari hadits merupakan doa
yang langsung dicontohkan Rasulullah saw.
Keteladanan beliau dalam berdoa dan beribadah
patut dicontoh oleh kita sebagai umatnya.
3. Doa yang berasal dari ulama adalah doa yang
diajarkan ulama sebagai pewaris para nabi dan
rasul. Para ulama saleh adalah model yang patut
pula untuk diteladani.
4. Doa dengan menggunakan redaksi orang yang
berdoa itu sendiri sesuai dengan gejolak isi
hatinya.
Gambar 1. Piramida Doa
Dalam berdoa, asmaul husna adalah tools
(sarana) yang paling mudah, praktis dan lengkap
untuk mengundang divine intervention. Karena
berbeda dengan doa-doa lainnya, penyebutan
asmaul husna memiliki kelebihan dalam
mengundang “keterlibatan Allah” antara lain:
Asmaul husna adalah nama nama Allah yang
indah dan luhur seperti Ar-Rahmān ( Maha
Penyayang) Ar-Rahīm (Maha Pengasih). Allah
menyuruh kita untuk bermunajat kepada-Nya
menggunakan nama-nama-Nya yang indah dan
luhur.
Asmaul husna adalah cerminan dari sifat-sifat
Allah yang terpuji sepeti Asy-Syakūr (Maha
Berterimakasih), As-Shabūr (Maha Sabar) dan At-
Tawwāb (Maha Penerima Taubat). Dengan
menghayati asmaul husna, kita diminta untuk
belajar berakhlak mulia dan berperilaku luhur.
Asmaul husna mengandung nama dan sifat-sifat
Allah yang memberikan perlindungan seperti Al-
Qawiyy (Maha Kuat), Al-Matīn (Maha Kokoh) Al-
Jabbār (Maha Perkasa). Sehingga, siapa pun yang
ditolong-Nya pasti akan merasa tentram dan
terlindungi.
Asmaul husna juga memungkinkan semua hamba
untuk mengadukan dan menyampaikan keluh
kesah kepada Tuhannya karena Dia lah As-Samī
(Maha Mendengar), Al-Bashīr (Maha Melihat) dan
Al-Lathīf (Maha Lembut).
Asmaul husna juga mencakup sifat-sifat Allah
yang harus diteladani manusia meskipun dalam
dimensi yang berbeda. Allah bersifat Al-Alīm
(Maha Mengetahui) yang mengisyaratkan hamba-
Nya untuk terus menimba ilmu, menggali
informasi, membaca, dan rajin ke seminar serta
terus meningkatkan kompetensi. Allah bersifat
Al-Wāsi (Maha Luas) yang memberikan dorongan
kepada hamba-Nya untuk berpandangan luas,
berlapang dada dan tidak cepat menyerah karena
kesempatan dari Allah senantiasa terbentang
luas.

>>>

Optimalisasi Hidup Melalui Asmaul Husna
(Seri-2)

Allah menunjukkan “keberadaan” dan
“kedudukan”-Nya melalui sifat-sifat-Nya itu.
Tidak disangsikan lagi, dorongan, kekuatan,
adanya tempat untuk mengadu, jaminan,
dukungan, dan karakter-karakter Allah yang
mulia sangat diperlukan sebagai landasan sikap
dan mental bagi sukesnya perjuangan setiap
insan, baik secara individu, organisasi, maupun
masyarakat dan bangsa. Dengan demikian,
berlandaskan asmaul husna ini, minimal ada 5
(lima) hal yang dapat dilakukan: 1) Mengenal
Allah lebih dekat lagi melalui nama dan sifat-
sifat-Nya; 2) Memohon segala kebutuhan; 3)
Mengadukan semua kesedihan dan keluh kesah
kehidupan; 4) Meminta perlindungan dari segala
kekhawatiran dan bahaya; 5) Belajar untuk
berakhlak mulia dan meneladani-Nya, serta
berkarakter terpuji.
1. Mengenal Allah lebih dekat lagi melalui nama
dan sifat –sifat-Nya.
Allah secara kasat mata tidak bisa dilihat dan
tidak bisa diraba. Jalan satu-satunya untuk
mengenal Allah adalah dengan cara diberi tahu
oleh Allah siapa Dia. Allah memperkenalkan
siapa dirinya melalui asmā`-Nya dan melalui
serangkaian informasi yang diwahyukan kepada
Rasul-Nya. Allah SWT memperkenalkan diri-Nya
melalui seluruh ciptaan dan makhluk-Nya, yang
harus ditafakkuri dan ditadabburi oleh sang
makhluk.
Perhatikan firman Allah dalam QS. Thāhā [20]:
&ldquo ialah Allah, tidak ada Tuhan
melainkan Dia, Dia mempunyai asmaul husna
(nama-nama yang baik).
2. Memohon
Dengan Doa asmaul husna manusia dapat
memohonkan segala kebutuhan kepada Allah
karena dia adalah Al-Samī dan Al-Bashīr, Tuhan
Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat segala
kebutuhan hamba-Nya.
Firman-Nya dalam QS. Al-Arāf [7]: 180:
“Allah memiliki asmaul husna, maka
memohonlah kepada-Nya dengan (menyebut)
nama-nama yang baik itu…”
3. Mengadukan
Seorang hamba dapat mengadukan segala keluh
kesah dan penderitaan karena Dia begitu lembut
dengan sifatnya yang Al-Lathīf . Dia bersedia
mendengarkan keluh kesah kita karena Dia lah a
very good listener, Al-Samī (Yang Maha
Mendengar).
Allah berfirman dalam QS. Al-Isrā [17]: 110:
Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar
Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu
seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama
yang terbaik)….”.
4. Meminta perlindungan dari segala
kekhawatiran dan bahaya
Di atas itu, Dia juga Tuhan yang mampu
memberikan perlindungan penuh (full
protection) atas segala bahaya dan kezaliman
hamba hamba-Nya yang jahat, karena Dia lah
Allah Al-Qowiyy, Tuhan yang Maha Kuat, Al-
MatīnAl-Azīz Tuhan Yang Maha Perkasa dan Al-
Qahhār Tuhan yang mampu memaksakan
kehendaknya. Dia juga Dzat yang sangat senang
menolong hamba-Nya karena Dia lah Allah Al-
Waliyy (yang Maha Melindungi). Tuhan Yang
Maha Kokoh,
Firman Allah dalam QS. Al-Hasyr [59]: 24:
“Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan
di Bumi dan Dia lah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”
5. Belajar dan meneladani
Tingkat tertinggi yang mampu dicapai oleh
seorang hamba terhadap Allah melalui asmaul
husna adalah belajar dari sifat-sifat-Nya yang
mulia dan berakhlak mulia serta meneladani
karakter-Nya yang terpuji. Diharapkan dari
proses belajar ini manusia akan sadar bahwa
dirinya bukanlah siapa-siapa di hadapan
Tuhannya Al-Khāliq (Yang Maha Pencipta), Al-
Bāri (yang Maha Mengadakan dari tidak ada) dan
Al-Mushawwir (yang Maha Membentuk reka).
Semua insan harus berlaku adil karena Tuhannya
Yang Maha Adil (Al- Adl). Manusia tidak boleh
cepat marah dan naik pitam karena Tuhannya
Yang Maha Sabar (Al-Shabūr). Manusia juga
harus berlaku lembut kepada sesama karena
Tuhan Yang Maha Lembut (al-Lathīf).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar